Kisah Kerajaan Kediri: Kejayaan dan Keruntuhan di Nusantara

Share:

 


Kisah Kerajaan Kediri: Kejayaan dan Keruntuhan di Nusantara

Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1045 Masehi dan mengalami masa keemasan di bawah kepemimpinan Raja Jayabaya pada abad ke-12. Berikut kisah sejarah Kerajaan Kediri yang dirangkum dari sumber terpercaya:

1. Lahir dari Pembagian Kerajaan Medang Kamulan


Asal Usul dan Pendiri

Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Medang Kamulan yang dipimpin oleh Raja Airlangga. Pada tahun 1041, Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Jenggala di bagian utara dengan pusat pemerintahan di Kahuripan dan Panjalu di bagian selatan dengan pusat pemerintahan di Daha (sekarang Kota Kediri). Pembagian ini bertujuan untuk menghindari konflik perebutan kekuasaan setelah kemangkatan Airlangga.

Prasasti Pereng yang ditemukan di Tulungagung menjadi bukti pembagian Kerajaan Medang Kamulan ini. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Airlangga pada tahun 1030 dan menyebutkan pendirian biara bernama WᎠngsara sebagai penanda perbatasan antara Jenggala dan Panjalu.

2. Masa Konflik dengan Kerajaan Jenggala

Perebutan Kekuasaan

Setelah pembagian tersebut, kedua kerajaan, Jenggala dan Panjalu, kerap terlibat konflik memperebutkan kekuasaan. Konflik ini berlangsung selama beberapa dekade hingga akhirnya bisa diakhiri pada masa pemerintahan Raja Jayabaya dari Panjalu.

3. Masa Kejayaan di Bawah Raja Jayabaya



Raja Bijak dan Penyatuan

Raja Jayabaya memerintah Panjalu (Kediri) sekitar tahun 1135-1157. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan mampu menyatukan kembali Panjalu (Kediri) dengan Jenggala. Penyatuan ini mengakhiri konflik berkepanjangan antara kedua kerajaan.

Raja Jayabaya juga terkenal dengan kemajuan di bidang pertanian, perdagangan, dan seni budaya pada masa pemerintahannya. Prasasti Ngantang yang dikeluarkan pada tahun 1135 menjadi bukti upaya Raja Jayabaya dalam menyatukan Panjalu (Kediri) dan Jenggala.

4. Ekspansi dan Peninggalan Kerajaan Kediri

Wilayah Kekuasaan dan Kontribusi

Kerajaan Kediri pada masa jayanya memiliki wilayah kekuasaan yang luas, meliputi Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, hingga Pulau Bali. Kerajaan ini dikenal dengan kekuatan militernya dan aktif melakukan ekspansi wilayah.

Selain perluasan wilayah, Kerajaan Kediri juga meninggalkan jejak berupa peninggalan sejarah. Beberapa di antaranya adalah:

  • Candi Sooko: Sebuah candi Hindu yang terletak di Mojokerto.
  • Candi Singhasari: Candi Siwa yang terletak di Malang.
  • Candi Badut: Candi Hindu yang terletak di Blitar.
  • Kakawin Bharatayuddha: Sebuah kakawin (epos) berbahasa Jawa Kuno yang menceritakan kisah perang Bharatayuddha dari Mahabharata.

5. Keruntuhan Kerajaan Kediri



Faktor Penyebab

Penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa dugaan menyebutkan faktor-faktor seperti:

  • Serangan dari Kerajaan Singhasari yang didirikan oleh Ken Arok pada akhir abad ke-12.
  • Melemahnya kekuasaan internal Kerajaan Kediri akibat perebutan tahta.
  • Bencana alam yang menyebabkan kemunduran ekonomi dan sosial.

Kerajaan Kediri diperkirakan runtuh sekitar tahun 1222 Masehi. Meskipun demikian, warisan budaya dan sejarah Kerajaan Kediri tetap lestari hingga saat ini.

Sumber-sumber:

  • Wikipedia Indonesia - Kerajaan Kadiri: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri
  • Kompas Sejarah - Sejarah Kerajaan Kediri: Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan: [invalid URL removed]
  • Gramedia Literasi - Sejarah Kerajaan Kediri: Letak, Peninggalan, dan Penyebab Runtuhnya: [invalid URL removed]

No comments